Sabtu, 08 Februari 2014

Truth or Dare

Kisah persahabatan dua orang teman karib yang sedari SMA bareng dan selalu bersama kemanapun mereka pergi. Hingga pada waktu kuliah sialnya mereka bedua pun dipertemukan Tuhan kembali untuk bersama-sama lagi. Mungkin selamanya mereka akan tetap bersama.pada masa awal-awal menjadi mahasiswa mereka akhirnya bertemu dengan dua teman lainya dan menjadi akrab oleh karena mereka ada rasa saling tertarik satu sama lain. Tentunya dua orang itu wanita. Ditambah hadirnya seorang yang tidak jelas dan dirasa aneh masuk begitu saja pada perkumpulan mereka dan menjadi maskot bagi mereka. Pada sebuah kesempatan di hari tenang menjelang ujian akhir, mereka pun memutuskan untuk berlibur barang sejenak untuk melepaskan penat. Sampai akhirnya seorang dari mereka yang bernama Made mengusulkan
untuk pergi kesuatu tempat yang justru dari situ hubungan mereka pun semakin erat dan bertambah solid. 
Truth Or Dare - Cerpen Persahabatan Remaja
Dan akhirnya merepa pun menyetujui sebuah permainan Truth Or Dare dan kemudian mereka main kan dalam sebuah gubuk tua milik kakek Made. Namun ada beberapa pelajaran yang membuat mereka berbeda dan dengan berbedanya itu mereka tambah kuat mengikat tali persahabatan mereka. Tak lain merupakan persoalan cinta yang terungkap antar mereka. Sebuah pengakuan yang pada akhirnya membuka diri untuk saling mengerti satu sama lain, karna terkadang sesuatu yang di sembunyikan pada setiap orang tak selamanya nyaman untuk terus menerus di sembunyikan. Hati ini butuh ruang dan juga butuh pengungkapan terhadapnya supaya hati ini menjadi lebih nyaman dan indah. Dan kisah mereka pun bisa diambil contoh betapa indahnya persahabatan, namun yang bikin tambah dekatnya mereka ialah berkat permainan Truth Or Dare yang menantang siapapun mereka untuk menerima tantangan itu TRUTH Or DARE ..!!

Kala itu adalah masa awal-awal perkuliahan, yang artinya para mahasiswa baru yang masih unyu-unyu kebanyakan berduyun-duyun mencari petemanan baru mereka. Sebuah universitas yang berdiri megah di kota Yogyakarta tepatnya, disinilah awal pijakan kaki seorang Salim untuk berkiprah dalam dunia perkuliahanya. Ia selalu bersama seorang sahabat karibnya yaitu Bintang. Ya, nama yang memang tak lazim digunakan untuk seorang pria, karna nama itu bukanya lebih cucok disandang oleh kaum hawa. Missal “Mbak Bintang” itu kayaknya enekan di dengar dari pada “Mas Bintang”. Pada masa awal SMA dulu mereka selalu bersama dan saling melengkapi satu sama lain, dan bisa dibilang udah kayak bapak ibu, si Salim orangnya selalu memberikan nasihat kepada si Bintang dan si Bintang pun orangnya selalu nrimo apa yang di katakan oleh teman karibnya itu. sebenarnya Salimlah yang oada mula mengusulkan Bintang kejora ini untuk masuk univ yang sama dengan dia (biasa modus) karna Bintang memiliki perawakan yang lumayan gagah ketimbang Salim yang mirip lapisan kulit tanpa daging. 
Dan akhirnyapun usulan yang ditawarkan Salim diterima dengan lapang bola, “dada”. Walhasil setelah menunggu beberapa minggu untuk pengumuman yang amat dinantikan oleh khalayak umat ABG yang unyu-unyu ini pun tiba dengan membawa kabar yang paradoks, (cie.. bahasanya ude kaya dosen aja.) . bahasa awamnya membawa dua kabar yang salling bertentangan, yaitu diterima dan tidak diterima. Setelah liat papan lembaran kertas yang berisikan ribuan nama-nama anak manusia, menyembullah nama Salim. "walhamdulillah bejone aku rek iso keterimo neng kene” (Alhamdulillah beruntungnya aku bisa keterima disini),ucap Salim dengan girangnya ia sambil loncat-loncat seperti kera yang sedang kelaparan. Dan sekarang bagian nama Bintang yang belum juga kunjung terlihat oleh sepasang mata yang sudah siaga sedari puluhan menit yang lalu. Dilihat inci demi inci pun tetap tidak ada. Seketika itu pula badan Bintang menjadi lemas tak berdaya menahan rasa kekecewaan yang amat dalam nan bergejolak dalam hati teramat dalam. Dan.. “Tang..!! congrat, congrat,, !!” ujar Salim dengan mata yang berbinar-binar tak sadarkan diri telah meneteskan air matanya kaya di pilm-pilm india.
“ congrat apaan tuh?? Kamu kenapa pake acara mewek segala hah? Lebey beudt sih dirimu lim..!!” sahut Bintang dengan nada yang tidak senang dilontarkanya kepada karibnya itu. “ sudah jangan banyak cakap kau ini, ayo sini follow me!” dengan aksen inggris yang medok, tak sabar Salim pun cepat beranjak menuntun Bintang untuk melihat papan nama untuk kesekian kalinya. Dan tatapan mata keduanya pun tertuju pada goresan tinta hitam yang bertuliskan nama Cahya Bintang Yulianto, ya nama itu nampaknya ada dalam deretan paling bawah dan itu tandanya urutan terakhir, dan itu tandanya dewi fortuna menaungi Bintang.

Hari demi hari pun mereka lewati dengan penuh suka cita akan diterimanya mereka di di salahsatu univ Yogyakarta yang terkenal akan sebutan kota pelajar. Masa ospek mereka lalui dengan bersemangat hingga pada masa itu mereka bertemu dengan beberapa teman seperjuanganya. mereka berdua selalu kompak dan selalu bersama hingga mendapat perhatian dari kedua bujang ini. Fina dan wikan, mereka ibarat gadis kembar namun beda rupa dan ternyata beda tempat mbrojolnya pula. Seperti Salim dan Bintang mereka selalu pergi berbarengan dan sekilas orang melihatnya bagai sodara kandung memang dari postur dan oerawakan yang lumayan mbodi bahasa jermanya, mereka mirip boleh dikata sekal dalam bahasa arabnya. “ bole kenal mbak? Siapa? Dari mana? Ambil apa ya kalo boleh tau”. Tanya Salim dengan semangatnya ia mengulurkan tangan samba memberondong mereka dengan sejumlah pertanyaan yang amat deras, kaya interogasi seorang intel. “ fina.. aku dari sini aja mas, jogja, kebetulan ambil psikologi..” jawab fina sembari menyodorkan tanganya kepada cowo satu ini, mungkin batin si fina agak ngerasa risau juga karna liat muka si Salim udah kaya apa aja ngeliatin dirinya, hingga lupa ia melepaskan jabatan tanganya sedari tadi. “ ohh iya ini kenalin temenku Wikan” sahut Fina sembari melepas genggaman tangan si Salim yang kelamaan dan ternyata tanganya keringetan,, ohh my god!!. Salim pun turut memperkenalkan temanya yaitu Bintang mereka berempat pun akhirnya berkenalan dan pada akhinya mereka bercengkrama di kantin fakultas.

Dalam perjalananya menjadi seorang mahasiswa yang penuh dengan kehidupan yang serba mandiri merekapun di paksa untuk hidup teratur dan dituntut untuk meninggalkan kebiasannya semasa SMA yang selalu jam karet dan sering buat ulah, entah bolos dan sebagainya. Namun dalam dunia perkuliahan itu semua telah menjadi tanggung jawab setia kepala si mahasiswa itu sendiri, karna bagaimanapun pada masa kuliah inilah bisa dikatakan masa-masa yang amat menentukan jalan dan arah kemana ia akan pergi dan dipaksa untuk menentukan sebuah destinasi hidup mereka.

Satu semester mereka lalui dan ternyata dalam sebuah perjalanan mereka tambahlah satu personil yang setia menemaninya, Mad ya ia teman baru yang rada absurd dan aneh. Mungkin mereka nilai orang ini kayaknya kkurang normal karna belum pernah liat orang yang segini kacaunya. Dengan tampilan yang seadanya ia ngampus dengan gaya jalan yang tidak lazim, kaki yang tidak beraturan ketika jalan mulut yang selalu meracau ketika apa aja yang diliatnya, terlebih bila melihat sesuatu yang dianggapnya menarik perhatianya maka tak segannya ia berteriak atau sekedar mencari perhatian saja. Dan ketika presentasi di kelas pun iniorang punya gaya yang unik dan terasa beda sekali dengan yang lainya, dengan kaki yang hyper aktif boleh dikatakan, dan kakinya itu tidak bisa diam ketika duduk dimanapun berada. Entah di kelas di masjid di warung bahkan ketika presentasi pun kakinya ikut berirama seiring dengan ucapan yang di presentasikanya di depan kelas. Dan kesimpulanya memang kacau ini orang.

Suatu ketika ketika mereka bertiga kumpul di taman, datanglah gadis kembar yang taka sing lagi mereka Fina dan Wikan yang selalu akrab menemani salim dan Bintang, bahkan orang menilai kalo mereka itu udah pada jadian, di liat dari tingkah laku mereka yang so close pastilah anggapan orang mereka udah jadian minimal. Tapi setelah Mad masuk dalam anggota mereka kayaknya keadaan menjadi berubah. Karna tingkah orang yang satu ini dan keanehan yang di timbulkan pun seringkali mendapat perhatian dari gadis ini. “eh kawan, kayaknya bakalan seru nih kalo kita berlima hang out kemanaa… gitu biar kaya di pilm-pilm horror gitu kan, kita cari tempat yang horor terus..”. “aku tahu maksudmu Mad, pasti di otakmu ada part yang begituanya kan.. hayoooo…??!” potong Bintang.” Tau nih orang pikiranya suka diluar logika, kebanyakan nonton pilm tuh, jadinya rada konslet deh jaringan sel-sel otaknya” . sahut Wikan dan di sambut pula dengan gelagak tawa mereka berempat. “ Padahal aku punya ide yang menarik nihh, kalian pasti pada tertarik deh, di jamin garansi 6 bulan .” jawab Mad dengan nada yang samar-samar sembari dengan ekspresi muka yang keliatan sok seriusnya. Selang beberapa menit berfikir, mereka pun menyetujui ide Mad untuk bersama menyepakati di week end mereka menentukan lokasi untuk menerima tawaran Mad.”oke fix kita berangkat ke tempat ku hari minggu besok, dan siap kan apa yang perlu di siap kan, okk..” ujar Made dengan semangatnya. 
Dan akhirnya mereka pun menyetujui tinggal siap-siap menunggu hari H. Selang beberapa menit kemudian tiba-tiba langitpun menampakkan wajah kelabunya disertai dengan hembusan angin dan iringan daun-daun yang berguguran, menandakan cuaca akan segera berubah dan rintik airpun membasahi permukaan tanah. Setelah menunggu beberapa jam namun sang mentari tak kunjung pula hadir untuk mengakhiri sang hujan, padahal waktu sudah menunjukan jam 5 sore. Akhirnya mereka pun terpaksa pulang dengan keadaan hujan deras.”Ya ampunn.. aku lupa bawa mantel..” ternyata Fina lupa membawa mantel, dan rupanya mantel dia tertinggal dirumah karna dia kurang cermat memprediksi cuaca.”udah nih, bawa aja mantelku Fin”. Sahut Bintang sembari menyodorkan mantel hitam miliknya.”gapapa aku bawa dulu? Terus kamu gimana?” Tanya Fina dengan ragu-ragu, dan akhirnya pun dengan perasaan tak enak ia mengambil mantel yang ditawarkan oleh Bintang. “udah jangan cemaskan aku, lagian rumahku deket kok”. Jawab Bintang, padahal deketnya 20km dari kampus, (weleh-weleh, dasar cowo). Dan di parkiran yang berbeda, sama juga kasusnya, dan sekarang Salim yang tidak bawa mantel. “nih aku kasih pinjam mantel malaikat untuk mu,” . Mad pun menawarkan mantel lusuhnya kepada Salim. “Wauu romantis beudd.., tapi kok cuman bajunya doang?” ujar Salim karna yang di kasih cumin setengah setelan dari mantel single yang dimiliki Made. “Gile lu, aku juga pengen pake mantel kalee.. udah untung ak kasih pinjam.” Ujar Made dengan nada tinggi. Akhirnya Salim pun mengalah, habis mau gimana lagi, nolak dikira sombong, diterima pun Cuma setengah, yasudahlah.

Hari itu ialah hari menjelang UAS namun seperti biasanya pada hari-hari menjelang UAS pasti aka nada ari tenang barang satu minggu untuk me-reflesh otak sejenak dari gempuran teori-teori dikelas. Bagaimana tidak, suguhan teori evolusi sampai teori kongkalikong pun sudah merasuki pikiran mereka.

Akhirnya hari yang di tunggu-tunggu pun kunjung tiba.
Pada hari itu anak-anak terlihat semangat, mereka pun bersiap-siap menuju destinasi yang belum diketahuinya, kecuali Made si penunjuk jalan sekaligus otak dari rencana ini. awalnya mereka ragu karna setelah melalui beberapa jalan yang terjal dan tidak mudah untuk dilalui sepeda motor, akibat jalan yang curam nan terjal ditambah dengan pasir yang membuat roda licin, Bintang hampir saja tergelincir kedalam jurang yang cukup dalam. “Astagfirullah.. untung saja” ucap bintang. Wikan pun sempat kaget karna ia bersama Bintang. Salim dengan sedikit keahlianya melahap jalan terjal dengan santai karna ia memang doyan dengan medan yang terjal nan berbatu. Fina pun sempat ingin muntah karna motor yang di kendarainya bersama Salim ngepot-ngepot.

Sesampainya di ujung bukit nun jauh disana, udara segar aroma dedaunan nan hijaunya alam yang merona, sungguh indah alam citaan tuhan yang tiada taraNya. Sesampainya di sebuah rumah tua, ya rumah itu milik kakek Made dan mereka pun segera masuk untuk bertemu dengan sang kakek Made. “Kamu ini darimana saja nak,, kakek disini merindukanmu nak Made..?” Tanya kakek. “Ini kek, aku bawa temen-temen untuk sekedar main-main saja, ini kenalin teman saya Salim, Bintang, Fina, dan ini Wikan kek. Kami Cuma ingin bermain saja melepas penat di kota dan sekaligus silaturahmi dengan Kakek, toh kita jarang berjumpa kek, jadi yaa itung-iung sekalian nyari makan gratis juga sihh..” ujar Made dengan gayanya yang khas. “Ahh..kamu ini ada-ada saja anggap saja ini rumah sendiri nak.. yaa pasti kalo Cuma sekedar makan gratis tenang saja kalian aman disini..uhuk.” ujar Kakek sambil batuk-batuk, dan memang Kakek Made ini sudah tua dan sudah mulai sakit-sakitan pula. “Kek gazebo kakek yang di atas bukit waktu dulu itu, masih adakah?” Tanya Made. “Tentu masih ada namun belakangan ini kakek jarang menggunakanya, mungkin sekarang dalam keadaan tidak terawatt. Kalo kamu ingin kesana jangan lupa di bersihkan ya nak, tempat itu penuh kenangan-kenangan indah kita bersama..” ujar kakek. Tak pikr lama Made pun mengajak teman-temanya untuk pergi ke atsa bukit dengan berjalan kaki. “boleh tuh kita kesana aja Madde.. sekalian tongkrong-tongkrong sambil menikmati segarnya udara disini” ungkap Salim dengan semangatnya. “sepakatt..!! ujar mereka serempak.

Berjarak sekitar 1 km dari rumah sang kakek mereka pun berjalan sambil menyanyikan lagu-lagu aneh sepanjang jalan, dan itu membuat mereka cepat lelah karna perut mereka lelah tertawa. Made di depan selaku penunjuk jalan diikuti yang lainya. Tapi di belakang ada 2 manusia yang tertinggal, Bintang dan Wikan tertinggal dibelakang. Made, Salim, Fina pun memutuskan untuk sembunyi dan mengintip sambil menunggu mereka datang. Dan ternyata, mereka bergandeng tangan dengan mesranya sambil becandaan berdua. “hayooo…!! Ketangkep basah kalian … ohh ini motif yaa,, pura-pura lambat di belakang ehh, ternyata ohh ternyata malah ada babi di balik api.. hhahahaha” ujar Madediikuti dengan tawa mereka serempak. Akhirnya tiba juga di sebuah bangunan usang ber bahan dasar kayu yang membentuk sebuah rumah panggung kecil namun Made dan kakek sering menyebutnya dengan gazebo. “ayoo istirahat sejenak disini sekalian minum teh hangat buatan kakek.” Dari gubuk tua ini nampak pemandangan yang sangat amat indah, siur melambai bak lukisan indah karya affandi yang tiada nilainya kecuali rasa takjub atas ciptaan tuhan dengan sedemikian indahnya.

Setelah lama bersantai-santai sambil bergurau nan ngobrol ngarol ngidul. Made pun punya ide. “Eh kawan-kawan gimana kalo kita memainkan sebuah permainan??” Tanya Made kepada ke empat kawanya. “Permainan apa tuh?”Tanya mereka dengan heran. “ Pernah main TRUTH Or DARE belum kalian pada?” tanyanya kembali. “Emm.. pernah denger sihh, tapi aku belum pernah main permainan itu, boleh juga asal kamu beri kami penjelasan terlebih dulu biar kamu engga curang..hehehe” ujar Wikan dengan penasaran.
“ Ok, jadi pada setuju yaa.., jadi ini sebenernya permainan udah lama dan aku pun tau dari temen ku dulu. Truth Or Dare ini diambil dari kata Kebenaran atau Tantangan. Jadi nanti siapa yang kebagian jatahnya dan orang itu harus bersedia melakukan apa yang diinginkan dari si penantang. Ok sekarang ada dua pilihan untuk menentukan si korban, antara pakai poker atau botol??” Tanya Made kepada yang lainya untuk memastikan alat yang digunakan dalam permainan Truth Or Dare ini. “Poker ajadeh..” sahut Fina dan kawan-kawan. “ Ok.. sepakat kita pakai poker yaa.. paham kan permainanya? Jadi nanti yang boleh ngasih tantangan pemenang dari 2 pemain terakhir.” Mereka pun menyetujuinya dan permainan pun dimulai. Pertama kalah ialah Fina dan yang ngasih tantagan ialah Salim. “Ok aku pengen Dare, jadi sekarang kamu putari gazebo ini sebanyak 7 kali okk,,”. Tantang Salim. “Gila.. kaya thawaf aja..”. “ Eits..ini keputusan bersama dan tidak dapat di ganggu gugat tanpa terkecuali, inget kesepakatan kita yaa..” ujar Made kepada yang lainya. “ok deh biar seneng lu pada..” ujar Fina dengan melas.

Setelah itu giliran Bintang kali ini yang kalah dan si penantangnya Wikan. “ Ok karna aku suka tantangan maka aku tantang kamu untuk ngambilin buah kelapa untuk kita semmua.. okk” tatang Wikan kepada Bintang dengan semangatnya. “ Wauu yang bener aja.. masa tantanganya kaya gini.. ga adil nih namanya.. tadi aja cuman thawaf doing masa ini lebih berat..??” sahut Bintang. “ Eits ingat perjanjian kita, nih aku punya golk yang biasa digunakan kakek??” ujar Made dan yang lainya pun mendukung. Tidak dapat menolak lagi dan ini memang beresiko, namun setelah dilihat ternyata tidak ada masalah baginya karna ia sudah terbiasa juga memanjat bahkan hobinya waktu kecil pun memanjat pohon mangga orang lain dan nyolong jambu milik tetangga di kampungnya.

Permainan pun berlanjut bertambah seru, tapi sejauh ini belum juga ada yang ngasih Truth kepada mereka, kebanyakan pilih Dare semua, ada yang manjat, thawaf, jalan jongkok bahkan Fina pun disuruh push up oleh Bintang untung cuma 2 kali, kalo lebih bisa bahaya tuh para cowo yang pada ngeliatin. Dan akhirnya bagian Salim kena bagian dan si penantangnya Made. “ Ok.. dari tadi kita udah latian fisik, dan sekarang bagian telling story aja yaa.., aku pilih Truth tapi aku pengen ini benar-benar jujur dan terbuka kepada kita dan juga hanya kita ber lima yang tau, ok.. aku pengen tau sebenarnya kamu suka sama siapa diantara dua cewe disini?” Tanya Made, raut muka Salim pun sekejap menjadi tegang dan bingung akan menjawab apa. “ Emm.,, gimana yaa,, ahh kaya ga ada pertanyaan yang lainya ajakamu ini Mad, awas ya nanti kalo sampe bagian mu. Emm..”
“ Amm, Emm mulu kau ini Lim.. ayo dong dah ga sabar nih.. pasti…” sahut Bintang. “ bentar mungkin yang ada dalam benak kalian aku akan menjawab dia, namun sebenarnya..” ungkap Salim dengan ragu. Dan mendadak suasana pun menjadi amat tegang sekaligus hening hingga hanya suara dedaunan dan ucapan Salim yang terpatah-patah untuk mengungkapkan sesuatu, dan sepertinya ia akan menyatakan sesuatu. “aku sebenarnya suka sama kamu Wikan, kedekata ku dengan Fina hanya sebatas teman dan bukan apa-apa, dan aku menyukaimu sudah sedari dulu, namun itu tidak usah terlalu di bahas toh aku hanya sekedar mengungkapkan saja. Maaf ya Wikan, tapi aku harus jujur sama kawan-kawan disini.” Aku Salim kepada yang lainya. “ Baik, teman kita sudah melakukanya dengan spotif, dan patut diacungi jempol karna ia sudah berani jujur.” Kata Made. Dan permainan pun kembali berlangsung. Namun ada yang beda dari raut muka Wikan nampaknya ia masih belum percaya semua ini.

Sekarang tiba juga giliram Made dan si penantang ialah Fina. “Hehehe,, datang juga bagian mu.. ga pake lama, kamu punya pacar ga sihh selama satu semester kayaknya kamu suka sama Eni, teman sekelas kita? Eits inget jujur dan aku pun denger kalo kamu sempat ngobrol lama sama dia? Benarkah itu? Truth.. inget.” Tantang Fina kepada Made. “Ok aku bakal jujur, pasti kepada kalian, Eni bukan siapa-siapa bagiku. Ia hanya teman biasa aku ngobrol lama sama dia Cuma sebatas ngobrol biasa dan itu wajar karna di tempat umum lain cerita kalo di kamar ngomongnya. Dan aku sebenarnya LDR sama seorang gadis yang amat aku cintai nun jauh disana, tepatnya di tangerang. Dan selama ini belum ada yang tau tentang status ku maka hanya kalian lah yang tau semua ini. aku hanya mencintainya apapun itu dan hanya untuk dia.” Jawab Made dengan mantapnya. Dan memang untuk masalah wanita Made selalu tertutup bahkan tidak pernah sama sekali ngobrol tentang cewe di kampus. Ternyata ia menyimpan perasaan untuk seorang yang amat dikasihi nun jauh disana. “Wau hebat.. aku ga nyangka kamu punya cewe juga toh ternyata.. hehe, setauku kan kamu cuek ama cewe selain kita.. hehehe” ujar Fina.

Permainan pun dilanjutkan. Namun sebelum sempat memulainya terlihat awan semakin gelap menandakan akan turun hujan sebentar lagi. Dan akhirnya mereka pun sepakat untuk kembali kerumah kakek, keburu hujan karna mereka tidak akan menginap dan besoknya harus berhadapan dengan ujian akhir semester.

Sesampainya di rimah kakek merekapun akhirnya bermamitan untuk segera melanjutkan perjalanan pulang. “Trimakasih banyak kek sudah mau menerima kami dengan suguhanya hehe.. kami mau melanjutkan perjalanan takut keburu hujan kek..” Ungkap Made sembari berpamitan kepada kakeknya. “ Ahh kau ini baru saja nyampe sudah mau pergilagi.. yasudah sering-sering kesini lagi ya nak, dan jangan lupa salam untuk bapak ibuk mu disana..hati-hati ya kalian naik motornya..” sahut Kakek sekalian mengantarkan mereka ke halaman rumah. “Assalamualaikum..” kompak merekapun menyucapkan salam sembari melambaikan tangan kea rah kekek yang sedang berada di halaman depan rumahnya. Merepa pun pulang. Namun ada yang berbeda di situ. Ternyata Salim dan Bintang bertukar pasangan, dan tandanya Truth Or Dare itu memberikan sinyal yang menguntungkan kepada Salim untuk PDKT lebih jauh kepada Wikan, Bintang pun sedikit kecewa bercampur senang karena Wikan ternyata pula senang sama Salim, namun Fina pun sebenarnya ada tanda-tanda kepada Bintang cuman Bintangnya kurang respon terhadap Fina.

Dan akhirnya mereka pun menjadi lebih akrab satu sama lain untuk mengikat tali persahabatan yang mereka pegang dan tidak akan membiarkanya terputus sekalipun. Mereka membangun persahabatan yang kokoh dilandasi dengan rasa saling memiliki satu sama lain. Itulah yang membuat mereka bertahan.

DMCA Protection on: http://www.lokerseni.web.id/2013/10/truth-or-dare-cerpen-persahabatan-remaja.html#ixzz2sj28gFxk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar