Liburan menurut gue sangat membosankan ketika gue liburan bersama
bokap sama nyokap gue, karena setiap liburan kami selalu ke rumah
saudara. Tiada liburan tanpa ke rumah saudara itulah motto hidup
keluarga kami. Sebenarnya sih biasa aja tapi lama kelamaan gue jadi
takut ntar kalau gue suatu saat nikah nikahnya di tempat saudara juga,
terus malam pertama juga gue habiskan di rumah saudara, bermain sama
anak cucu di rumah saudara, pokoknya gue habisin waktu indahku bersama
saudara tercinta. Tapi di libur lebaran tahun ini gue gak bosen lagi
karena gue akan berangkat ke rumah saudara sendirian naik kapal. KEREEEN
Ini first time gue naik kapal sendiri, seperti halnya dalam
berpacaran kita harus meyakinkan pasangan kita (baca: nyokap) agar
percaya bahwa kita akan selamat dalam perjalanan, tetapi takdir
mengatakan lain, karena gue anak kedua dari tiga bersaudara yang
kebetulan abang dan adik gue manusia semua, nyokap gue sangat memberikan
perhatian yang lebay bin jijay atau dalam bahasa spanyolnya over
protective *memang iya*. Ini terbukti saat gue lagi packing untuk trip
gue ke pinang besok, ketika hendak memasukkan beberapa baju dan tentunya
kebutuhan inti gue “kolor” ke dalam tas, nyokap gue nyeletuk “ben, kok
kolornya dikit, tambah lagi dong nanti kamu kehabisan kolor lho disana,
di sana kan cuma ada nenek, kamu mau pake kolor nenek?”. “udah lah mah
segini aja, ntar kalau kebanyakan bawa kolor disangka ke pinang bukan
liburan tapi jualan kolor” seru gue. Entah kenapa dalam setengah jam
kami habiskan berbincang tentang kolor.
Selepas berbincang tentang kain unyu berbentuk segitiga itu nyokap
gue memulai pembicaraan yang aneh lagi “ben, nanti hati hati ya kalau
kesana, kalau udah nyampe kabari mama terus jangan lupa beli tiket,
pilih-pilih juga mbak-mbak yang jualan tiket jangan sampai kedapatan
tante-tante berketek basah… bla… bla… bla…”. Gue ngebatin, apa
hubungannya ketek basah dengan tiket? “Ya Allah maah, benny kan udah
gede udah disunat, udah SMK lagi bukan anak kecil lagi yang dulu
hobbynya guling-guling di aspal” balas gue. “tapi nanti kalau kamu
diculik gimana?” nyokap mengancam. “aduh mah siapa sih yang mau nyulik
anak gendut kayak benny, palingan penculiknya pasti bangkrut ngasih
makanan pas benny disandera”.
Keheningan pun terjadi saat itu.
Mentari senja pun menyinari pagi indah bersamaan dengan lantunan
suara ayam yang menambah kehangatan dalam menjalani perjalanan absurd
gue ini. Tepat pukul 09:00 gue siap siap untuk cawww to my destination,
setelah sungkeman cukup lama dengan Ratu Elizabeth super perhatian
(baca: nyokap) gue langsung ngesot menuju taxi depan rumah gue, gue
memilih taxi dengan warna macho disana, warna PINK. “Mas, Punggur ya!”
kata gue mantap. “iya mas naik aja, anda tepat sekali dalam memilih taxi
ini” seru sopir taxi berkumis lebat itu.
Setelah taxi pink yang dikendarai sopir berkumis lebat itu melaju
setengah perjalanan, tiba tiba sang sopir berkumis lebat atau bisa kita
panggil SBL membuka pembicaraan yang dapat menggetarkan dunia perfilman
horror di Indonesia “hmmm, mas udah punya pacar?” kata sopir mantap.
Kata kata yang tidak lazim dikatakan oleh sebiji sopir tua yang hobbynya
main gapleh di warung kopi. Gue membalas datar “belum”. Gue gak mau
melanjutkan pertanyaan “kenapa mas?” takut sang sopir SBL itu
mengungkapkan perasaannya ke gue dengan memberikan sejuta bunga yang
disembunyikan di dashboard mobilnya. “ah masak cowok seganteng mas belum
punya couple?” seru SBL. gua menelan ludah terus pingin muntah di taxi
itu, tapi karena gue sebagai orang ganteng professional *ceileeeh gue
menjawab “ah mas bisa aja *senyum-senyum najong, belum sih mas, tapi
saya lagi deket nih sama cewek” akhirnya gue pun jadi curhat sama si
sopir SBL itu, mungkin karena faktor di sekolah gue kurang bergaul
dengan teman normal yang bisa diajak bicara soal cewek, teman gue di
sekolah berasal dari planet upil semua yang hobinya kalau setiap ketemu
selalu cengengesan gak jelas, cerita gak jelas sampai berkelakuan gak
jelas kayak koprol di tangga sekolah, mungkin seekor monyet di sirkus
lebih berharga dari mereka.
“waduuuh tembak aja mass tembaaak, namanya siapa?” Sang sopir kelihatan
seperti pembunuh bayaran. “maunya sih gitu tapi saya udah temenan deket
banget sama dia jadi gak bisa bedain perhatiannya takut ke geeran, hmm
namanya *tiiittt* sensor (untuk menyamarkan nama indahnya gue beri dia
nama You Know Who di tulisan ini)” mirip nama yang diberikan harry
potter kepada voldemort, mungkin karena hidungnya sama sama ceper.
“ohh, mas nya suka gak sama dia?” sang sopir ngomong tanpa ragu. “emm
setelah sekian lama saya kenalan sama dia saya jadi suka sih mas habis
dia orangnya unik, dia tuh bisa ketawa sama hal-hal yang juga saya
ketawain ya mungkin buat orang biasa itu biasa aja, jadi nyambung deh”
jawab gue mantap, mas sopir ini memang unyuu banget deh buat jadi teman
curhat, gue punya rencana bakal best friend-an ama dia, kami bakal foto
bareng, jalan bareng, cerita bareng sama mandi bareng. “mas dengar,
semua cinta itu harus diungkapkan gak ada cinta yang gak diungkapkan
kecuali sama orang yang terlalu mencintai dirinya sendiri” seru sang
sopir SBL.
Mendengar statement maha dahsyat dari mas sopir itu gue langsung
terdiam, ya terdiam sejenak mengingat kembali tentang kenangan-kenangan
indah gue bersamanya saat sms-an, walaupun gue hanya menunjukkan
perhatiannya lewat media itu, gue sudah merasa senang dapet
menghiburnya, bukan masalah harta atau fisik tetapi ini soal kebahagiaan
dari seorang yang kita cintai, dan ini gue baru dapet dari si You Know
Who.
Rintik-rintik hujan pun turun menambah efek yang sangat pas saat hati
ini sedang dimabuk asmara, gue ambil handset gue, gue nyalain lagu Find
Yourself-nya Brad Paisley.
When you meet the one
That you’ve been waitin’ for
And she’s everything
That you wanted and more
And you look at her and you finally start
To live for someone else
And then you find yourself
That’s when you find yourself
We go through life
So sure of where we’re headin’
And then we wind up lost
And it’s the best thing that could have happened
‘Cause sometimes when you lose your way
It’s really just as well
Because you find yourself
Yeah, that’s when you find yourself
Memang lagu ini pas banget sama kondisi gue yang lagi dimabuk asmara,
gue memang lelaki lemah yang butuh akan kasih sayang *ceileeeh. Untung
tak dapat di raih malang tak dapat di tolak batre gue habis dengan
indah, gue ngebatin “Kampreeet nih hape” emoticon marah.
Karena kedinginan hebat gue gak sengaja ketiduran di mobil sampe
setengah jam gue dibangunin sang sopir unyu berkumis lebat atau kita
panggil lagi SUBL. “mas bangun mas banguun!” seru sopir SUBL itu sambil
menggoyangkan jempol gue yang lagi tiduran di belakang mobil, adegan ini
seperti adegan di film action ketika sang sopir membawa bangkai anak
gajah yang baru diburunya di ragunan. Gue pun merem melek kayak ngelihat
britney spears lagi nyanyi lagu bang toyib. “eh iya mas sudah sampe
makasih ya mas atas advicenya tadi, berapa mas?” gue tersenyum lebar ke
arah sang sopir “iya sama sama mas, hmm semuanya jadi 60.000 ribu plus
40.000 ribu karena tadi mas sekalian konsultasi cinta ke saya”. Senyuman
manis gue pun berubah jadi pahit sepahit muka adek gue ketika lagi
ngeden
Rintikan hujan masih turun di pagi yang indah ini, dinginnya hujan
dan angin yang menerpa tidak menyulutkan semangat gue untuk pergi ke
Pulau Pinang walaupun gue sudah 214 kali kesana. Tepat pukul 10:00
dengan penuh bir*hi gue berlari kecil ke tempat loket tiket deket lobby
pelabuhan punggur, seperti biasa orang penjual tiket selalu teriak
teriak histeris kayak kemasukan jin alay saat menjual tiket “tiketnya
kakak tiketnya yang ini aja kapalnya bagus berangkat sekarang fasilitas
lengkap AC, WC, tempat duduk, TV, bed cover, kulkas 2 pintu *lho”
lantang sang penjual tiket. Gue langsung menghindari area yang sudah
terkontaminasi oleh radiasi nuklir tersebut takut kuping gua berdarah
denger suara ultrasonik itu. Karena masih cinta masa depan gue langsung
bergegas ke kapal, gue sudah punya rencana hebat buat beli tiket di
kapal.
Saat gue udah berjalan beberapa langkah dengan indah ke hangar kapal,
tiba tiba hape gue yang imut itu berbunyi keras di kocek sebelah kanan
gue dengan ringtone lagu Bang Toyyib-nya Wali, karena gue stel nada
getarnya keras di hape gue, sontak gue joget dengan cadas disana.
Setelah gue lihat ternyata nyokap yang nelpon, “aduuuh gue kan buru-buru
nih gimana ntar terlambat pula kapalnya” gue langsung reject aja. Abis
itu gue langsung berlari ke kapal yang udah mau meninggalkan hangar,
dengan semangat nasionalisme yang tinggi gue berlari lari, terus berlari
menuju hangar layaknya Tom Cruise saat mengejar buronan bandar nark*ba
di new york.
Sesampai di kapal gue langsung sms nyokap “mah benny udh smpe di kpl
dgn slmat. Maaf tdi gk ngangkat telpon soalny buru2″ ketik gue sms.
Berselang 5 menit nyokap gue bales “alhamdulillah nak, nah terus jangan
lupa pegang erat karcisnya jangan sampai jatuh, terus kamu sudah makan,
nanti beli aja makanannya di kapal, terus… blaa… blaa… blaaa” 540
karakter sms dibabat habis nyokap gue dalem satu kali sms, luar biasa.
Terus gue jawab dengan singkat “Y”. Gue yakin pas pulang nanti gue bakal
dikutuk jadi batu sama nyokap karena durhaka.
Kapal pun langsung berangkat gue duduk di kursi paling depan soalnya
sekalian bisa nonton TV, tapi yang diputer di TV hanya lagu lagu dangdut
koplo, gue langsung murung. Karena gua duduknya di pojok depan jadi gue
bisa melihat secara langsung pemandangan menajubkan dari luar, hamparan
pulau-pulau nan eksotis dengan sejuta keindahan di dalamnya menemani
gue dalam kesepian ini, matahari yang memancarkan sinarnya membentuk
alur indah di lautan, pemandangan indah ini hanya bisa gue dapetin
disini *lebay
Selama satu jam kedepan gue akan berada di kapal ini sendirian dan
duduk sendirian. Tapi takdir berkata lain tiba tiba datang orang
berambut cepak, bermuka sangar dan berbaju basket lusuh yang memamerkan
bulu keteknya yang rindang, gue punya ide kalau suatu saat gue
kepanasaan gue bisa berlindung di dalem ketek om om ini, dan cirinya
yang paling khas adalah kumisnya yang tebal dan menjutai indah di atas
bibirnya yang seksi berwarna item. Entah kenapa hari ini gue sering
ketemu sama orang berkumis tebal.
Tiba tiba om berbasket lusuh ketek rindang berkumis tebal atau bisa
kita panggil OBLKRBT *mampus panjang banget* senyum ke arah gue yang
menampakkan gigi serinya yang sudah copot satu. Gue membalas dengan
senyum pepsodent. Satu jam gue jalani trip ini dengan suka cita bersama
om OBLKRBT. Tidak seperti sopir taksi yang tadi, om unyu ini lebih
banyak diamnya daripada ngomong aneh jadi gue bisa tenang untuk merenung
tentang hubungan gue yang belum menemukan titik terang dengan You Know
Who.
Terkadang gue bingung hubungan gue dengannya sudah deket banget tapi
kenapa tidak ada kemajuan?, inilah pokok permasalahan yang masih
mengambang 5 cm di kening gue. Padahal hubungan gue dengannya baik-baik
saja, kami juga gak pernah berantem yang gak penting kayak “iihhh kok
kamu tadi smsnya gak pake met pagi dulu sih” atau “ihh tadi malam kamu
ucapin good night ke aku, sekarang kok enggak”, mungkin apa gue yang
terlalu cemen buat ngatain hal yang sebenarnya ke dia?, ya menembak
adalah satu-satunya alternatif bagi anak muda jaman sekarang *emang gue
anak taun kapan?* untuk menyatakan perasaannya lewat kata kata verbal
yang tersalurkan dari lubuk hatinya, kurang lebih itu definisinya.
Tetapi karena gue orangnya bermental tempe yang kalau masuk rumah hantu
di kepri hampir kecepirit, gue hanya bisa diam ketika bertemu dengannya,
gue memang tipe cowok kuda laut yang kelebihannya adalah diam ketika
ada orang.
Segala jenis usaha gue lakuin buat nyatain perasaan ke dia, pernah
terpikirkan di benak gue ntar pas gue ngedate berdua dengannya di
restaurant fastfood gue langsung joget joget india gak jelas
menghampirinya supaya dia terpikat lalu joget sama sama di pohon pohon
rindang sama air terjun. Tapi niat itu gue urungkan karena gue belum
punya bulu dada yang lebat untuk menarik perhatiannya layaknya orang
india yang punya bulu dada yang tumbuh liar.
Tapi dalam sejarah percintaan gue, gue gak pernah nembak cewek
duluan. Gimana mau nembak, sebelum nembak aja udah di tolak duluan.
Itulah salah satu faktor yang membuat gue dilema sampe sekarang. Dan
juga sebenarnya gue bukan cowok tipe yang suka sama hal hal romantis,
gue paling ogah nembak cewek, mendingan gue kawin sama anak kebo deh.
Tapi cepat atau lambat pasti gue akan merasakan apa yang anak muda jaman
sekarang *emang gue anak taun kapan?” lakukan terhadap pasangannya.
Dan juga gua gak mungkin pertahanin hubungan gue cuma gini gini aja,
bisa bisa dia bisa kerebut oleh orang lain, gue pernah baca novel 5 cm
karyanya Donny Dhirgantoro yang isinya pernah gue baca “the man have
gotta to do” gue lupa artinya kamus gue ilang. Yang intinya “cowok pasti
akan dapat apa yang dia mau”. Gue pasti gak selamanya akan
mempertahankan gelar jomblo seumur hidup karena kurang keahlian soal
menyatakan perasaan. Gak bisa gue bayangin pas umur 70 nanti gue masih
jomblo yang merana, siapa juga yang mau sama kakek-kakek umur 70 tahun,
mpok nori aja masih miki-mikir.
Setelah memikirkan hal itu gue langsung tertidur dengan pulas
layaknya bayi gorilla yang sedang tidur. Memang kelebihan gue di dunia
ini cuma tidur aja gue bisa tidur dengan kecepatan 40 km per jam
*ceileeeh. Tapi setelah bangun dari tidur seperti dapet pencerahan oleh
maha kuasa layaknya gue yang menemukan titik cahaya di dalam lorong yang
gelap “gue harus sesegera mungkin melakukan hal itu” Batin gue dalam
hati. Gue ingst kata kata om berkumis tebal yang di taxi itu “semua
cinta itu harus diungkapkan gak ada cinta yang gak diungkapkan kecuali
sama orang yang terlalu mencintai dirinya sendiri” inilah kata kata yang
memotivasi gue buat melakukan hal yang menurut gue susah dijalani
layaknya ngerjain UN dengan 10 mata pelajaran. gak peduli dia suka gue
atau enggak, gak peduli dia emang perhatian ke gue atau enggak yang
penting ntar gue bisa dapetin perhatiannya dan bilang jujur ke dia
tentang perasaan gue selama ini.
1 jam perjalanan tepat pukul 11:00 kapal pun berhenti di hangar
pelabuhan sri bintan pura. Selama 1 jam perjalan gue mendapat 3 hal
berharga, gimana kita harus optimis dalam melakukan suatu hal. Dan gue
juga belajar bagaimana cara mendapatkan kebahagiaan dari orang yang kita
cintai, oh iya lupa gue juga harus menelpon ibu gue bilang kalau gue
udah sampai di Pinang. Juga perhatian ibu yang harus kita hargai karena
Who Knows bila seorang ibu itu tiada di dunia ini siapa lagi yang bisa
ngasih kita perhatian seperti ini. Seorang ibu melakukan hal ini karena
dia sayang dengan anaknya itu saja.
http://cerpenmu.com/cerpen-motivasi/my-freaks-holiday.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar