Aku adalah seorang superstar yang sedang naik daun. Namaku Aldy
saputra Septiansyah, nama“septiansyah” di ambil dari nama ayahku. Aku
memiliki seorang sahabat, namanya Denies Firdaus. Dia juga seorang
superstar sepertiku, dan kami akan pergi tour bersama. Selain memiliki
sahabat aku juga memiliki keluarga, aku punya seorang ibu yang sangat
aku sayangi dan pastinya aku memiliki seorang ayah tapi dia sudah tiada.
Aku juga memiliki seorang adik bernama Fivi Hesviansyah, nama belakang
dia juga di ambil dari nama ayah yaitu “Syah” dan kalian bisa
memanggilnya “Fivi”.
Jujur aku begitu membenci adikku. Aku membencinya karena dia ayah
pergi untuk selamanya. Kesalahan yang fatal itu terjadi 11 tahun yang
lalu, saat aku berumur 6 tahun dan dia berumur 4 tahun. Sewaktu itu aku
dan keluarga pergi berlibur, dalam perjalanan kita salalu bercanda tapi
tiba-tiba Fivi meminta ada di pangkuan ayah sedangkan waktu itu ayah
sedang mengendarai mobil, Fivi menangis saat ayah tidak menerutinya
namun karena ayah tidak tega melihat Fivi menangis akhirnya ayah
menurutinya. Saat ayah hendak mengambil Fivi dari pangkuan ibu, ayah
tidak menghentikan mobilnya terlebih dahulu hingga akhirnya “Bruuuught”
mobil kami menabrak sebuah truk bermuatan pasir. Kami semua dilarikan ke
rumah sakit. Saat dalam perjalanan menuju rumah sakit ayah sudah
terlebih dahulu meninggalkan kami.
Sejak kejadian itulah aku membenci adikku. Andai saja Fivi tidak
meminta untuk ada di pangkuan ayah pasti ayah masih ada disini. Aku
pernah kembali seperti dulu, kembali menyayangi adikku saat aku lupa
ingatan namun itu hanya sesaat saat aku mengingat kembali kejadian yang
ayah alami aku kembali membencinya. Ya, ingatanku sempat menghilang
karena aku pernah kecelakaan 2 tahun yang lalu, kecelakaan itulah yang
membuat ingatan ku hilang namun setelah 1 bulan aku keluar dari rumah
sakit ingatanku pulih kembali.
Aku tidak suka jika aku bersama dengan Fivi, namun ibu selalu
menyuruh ku untuk bersamanya. Bahkan saat aku akan tour pun ibu
menyuruhku mengajak Fivi.
“Aldy.. saat kau tour nanti kamu ajak Fivi ya..!” kata ibu.
“Jika ibu ikut aku mau mengajaknya” jawabku.
“Ibu tidak bisa ikut karena ibu masih banyak pekerjaan” tolak ibu.
“Kalau begitu aku tidak mau mengajaknya”
“Kalau begitu ibu juga tidak akan mengizinkan kamu pergi tour”
“Jika aku tidak pergi tour begaimana dengan album ku dan konserku di Australia dan beberpa Negara lainya”
“Masalah album kau jual saja pada artis lain dan masalah konser kau batalkan saja”
“Tidak bisa seperti itu bu, semua orang sudah tau tentang album dan tour
ku jika semua di batalkan maka fans-fans ku akan kecewa..!”
“Tapi ibu akan lebih kecewa dari fans-fans mu jika kamu tidak mengajak adikmu” ancam ibu sambil berjalan meninggalkan ku.
(Jadwal keberangkatanpun tiba)
Hari ini waktunya aku berangkat tour, negara pertama yang akan ku
kunjungi adalah Australia. Soal Fivi, aku terpaksa mengajaknya karena
aku tidak mau mengecewakan ibuku. Dan pastinya Denies juga ikut karena
kami akan konser bersama. Setelah sampai di Australia aku, Denies, Fivi
dan para crew langsung ke tempat penginapan. Kami tidak melakukan
aktifitas apa-apa hari ini karena besok pagi aku akan melakukan show,
jadwal show ku berbeda dengan Denies. Kami hanya akan tampil bersama
saat konser saja.
(Keesokkan harinya)
Pagi ini aku akan berangkat show tapi aku tidak mau mengajak Fivi,
karena aku sedang malas bersamanya. Biarkan saja dia bersama Denies di
sini.
“Fivi… Aku akan berangkat show tapi kau di sini saja, tidak usah ikut..!” Kataku kepada Fivi dengan sinis.
“Lalu aku bersama siapa disini kak..?” tanya Fivi.
“Bersama Denies saja..!”
Denies yang mendengarnya pun angkat bicara.
“Eh.. Aku juga ikut dengan kau..!” kata Denies.
“Kau tidak usah ikut..! kau jaga adik ku saja..!”
“Tumben kau perhatian dengan adik mu..?”
“Aku tidak bermaksud perhatian dengannya tapi karena aku malas bersamanya.”
“Oh.. Masa sih..?”
“Sudahlah.. kau ini berisik sekali..! Pokoknya kau harus disini..! Besok
giliran kauyang show jadi kau di sini saja agar tidak kelelahan.”
“Woow.. Pangeran Septiansyah sedang baik hati, hahaha…” canda Denies.
“Huh.. Mengapa hari ini kau begitu menyebalkan..?” Kesalku.
“Karena hari ini kau begitu baik.. haha…”
“Terserah apa kata mu.!”
“Ooow… Pangeran Septiansyah marah..!!”
“Stop Denies..!! Berhenti bercanda..!” Sentak ku kepada Denies.
“Ups.. Pangeran Septiansyah ngamuk, lebih baik aku Kabuuurrr..!!” Kata
Denies yang masih bercanda sambil berlari namun sebelum dia berlari
terlalu jauh aku teriak “Deniiieeess… Aku marah padamu.!”
Denies pun berhenti berlari dan berkata “Marah kok bilang-bilang..?”
“Terserah apa katamu.. Intinya kau harus tetap di sini Denies!” Tegasku.
“Baiklah” Jawab Denies pasrah.
Sebenarnya Denies ingin ikut karena dia bosan di sini tapi biarkan
sajalah, Toh.. di sini juga ada tv. Tadi Denies ke kamar Fivi dan
ternyata Fivi sedang tidur. Denies berkata dalam hatinya “dia cantik
juga jika sedang tidur. Tapi aku bingung mengapa Aldy begitu membencinya
padahal hanya satu kesalahan yang Fivi lakukan, memang sih kesalahan
Fivi itu sangat fatal hingga merebut nyawa ayahnya tapi itu juga takdir.
Aku sudah tau semua tentang keluarga Septiansyah, sungguh miris kisah
hidup seorang adik yang di tinggalkan oleh ayahnya lalu di benci oleh
kakaknya. Fivi sempat curhat kepadaku, dia berkata bahwa dia menyesal
telah melakukan kesalahan itu, dan dia juga sangat sayang kepada
kakaknya walaupun kakanya sangat membencinya. Andai aku ada di posisi
Aldy, aku tidak akan pernah membenci adikku sekalipun karena aku sadar
semua itu adalah takdir. Hati Aldy sangat tertutup untuk Fivi, Bahkan
tidak ada setetes kasih sayang yang Aldy berikan kepada adiknya. Aku
sangat kasihan melihat Fivi seperti ini, Rasanya aku ingin menukar
posisiku dengan Aldy agar aku dapat memberikan kasih sayang yang penuh
untuk Fivi”. Melihat Fivi tertidur pulas membuat Denies mengantuk, dari
pada dia bosan lebih baik dia tidur juga.
Fivi pun terbangun dari tidurnya, dan ternyata dia tidur lebih dari 2
jam. Fivi melihat Denies sedang tidur di kamarnya, padahal Fivi ingin
minta antar membeli kado untuk ku karena besok saat tanggal 16 Agustus
aku ulang tahun yang ke 17 tahun. Namun melihat Denies yang tidur dengan
nyenyaknya membuat Fivi tak tega jika harus membangunkanya. Dia merasa
bahwa dia lebih baik membeli kadonya sendiri, walaupun dia tak tau jalan
tapi dia bisa berbahasa inggris dengan benar jadi jika dia lupa
jalannya dia bisa bertanya kepada orang-orang disini.
Saat Fivi sedang mencari kadonya dia melihat kotak musik yang jika di
buka akan muncul boneka kecil berbentuk manusia dan manusia itu adalah
sepasang adik kakak. Kotak musik itu juga mengeluarkan alunan musik yang
indah, dia benar-benar jatuh cinta dengan kotak musik itu dan kotak
musik itulah yang akan dia jadikan kado. Setelah dia mendapatkan kadonya
dia pergi ke taman dulu untuk bersantai sambil menulis surat untuk dia
selipkan di dalam kado itu.
#Saat tetesan air mata mulai mengalir#
Saat Denies terbangun dia tidak melihat Fivi, hingga Denies bingung
harus mencari Fivi kemana lagi. Denies kira Fivi menyusul ku, jadi
Denies menelponku.
“Apa.?” Tanyaku galak karena aku masih kesal kepadanya soal tadi pagi.
“Kau masih marah denganku karena tadi pagi,,?”
“Tentu saja”
“Kau berlebihan sekali, hanya masalah itu kau marah. Aku kan hanya bercanda”
“Ah sudahlah.. ada apa kau menelponku..?”
“Dimana adik mu..?”
“Kenapa kau menanyakanya padaku..? Bukankah dia bersamamu..?”
“Tadi aku tidur setelah aku bangun aku tak melihatnya, ku bertanya
padamu karena ku kira dia menyusulmu. Dan hpnya juga tertinggal”
“Tidak mungkin dia menyusulku karena dia tidak tau di mana aku show”
“Lalu bagaimana..?” tanya Denies.
“Biar aku yang mencarinya.” jawabku.
*Di tempat lain*
Tidak terasa sudah dua jam Fivi di taman itu hingga hari sudah mulai
sore, Fivi merasa jika dia harus segera pulang karena dia tidak mau
orang-orang mencarinya, apalagi dia pergi tanpa izin kepada siapa-siapa,
dan Hpnya ketinggalan. Karena terlalu lama di taman dia jadi lupa
jalan, dari tadi dia jalan cuman mute-muter saja. Fivi benar-benar lupa
arahnya, dia mencobabertanya orang-orang yang ada di sini.
(dalam bahasa inggris)
“Permisi, boleh saya bertanya?”
“Ya”
“Jalan ke arah Hotel Angel Star di mana ya..?”
“Oh.. jalan nya kearah sana lurus sampai di jalan victoria ada pertigaan
terus belok kiri lalu saat ada lampu merah kau belok ke kanan, di situ
kau akan sampai di hotel yang kau maksud” jawab orang itu sambil
menerangkan.
“Terimakasih”
Setelah Fivi bertanya dia langsung pergi ke arah yang orang itu
tunjukan, namun dia malah tersesat lagi. Tapi saat di jalan dia melihat
ada salah satu anggota crew dariku di sebrang, dia pun menghampirinya
namun saat dia hendak menghampirinya dia malah menabrak seorang anak
kecil yang sedang memegang es krim hingga es krimnya terjatuh lalu anak
kecil itu pun menangis. karena Fivi tidak tega melihatnya menangis jadi
Fivi membelikan anak kecil itu es krim. Dan saat Fivi kembali lagi ke
tempat tadi dan salah satu anggota crew itu masih di sana namun saat
Fivi akan menyebrang crew itu pergi maka Fivi mempercepat langkahnya
hingga tiba-tiba “Bruuught” semua pandangannya menjadi gelap.
*kembali ke diriku*
Setelah aku mendapat telpon dari Denies aku langsung mengendarai mobil
yang aku sewa. Aku mengendarainya dengan kecepatan yang tinggi,
tiba-tiba ada orang menyebrang tidak melihat kanan kiri, karena aku
tidak sempat mengerem akhirnya orang itu tertabrak olehku. Tidak mungkin
aku kabur begitu saja, aku harus bertanggung jawab. Saat aku keluar
dari mobil ternyata orang yang aku tabrak itu adalah adik ku, Fivi.
langsung aku bawa dia ke rumah sakit dan barang-barang yang dia bawa
saat itu aku bawa juga. Saat sampai di rumah sakit dia langsung masuk ke
ruang UGD, sambil menunggu aku menelpon ibu.
“Hallo bu..” kataku.
“Kebetulan sekali kau menelpon ibu padahal tadi ibu mau menelpon mu tapi kau malah menelpon ibu duluan”
“Iya bu, aku menelpon karena aku ingin memberi kabar”
“kabar apa? di sana kau baik-baik saja kan.?”
“Aku sih baik bu, tapi Fivi..”
“Ada apa dengan Fivi?” Tanya ibu
“Dia kecelakaan bu” jawab ku
Ibu pun kaget “APA…!! Fivi kecelakaan..?”
“ya, dia kecelakaan bu”
“Ya sudah besok pagi ibu kesana, kamu kabari ibu jika ada apa-apa” kata ibu dengan suara panik.
“iya bu..”
Setelah menghubungi ibu aku segera menghubungi Denies dan para crew
lainnya, dan mereka bilang bahwa mereka akan segera kesini. Aku melihat
ada sebuah kado di dalam tas adikku, ku buka kado itu dan ternyata kado
itu ditujukan untukku. Isi dari kado itu adalah sebuah kotak musik, dan
di dalamnya juga ada sebuah surat, ku baca surat itu.
Kak..
Happy Birthday ya..
Semoga kakak panjang umur, sehat selalu
dan selalu sukses dalam karir kakak
Karena keberhasilan kakak sekarang adalah kebanggaanku, kebanggaan ibu, dan kebanggaan ayah..
Aku mohon terimalah kado dariku ini..
Kak aku juga minta maaf,
aku tau kakak benci banget sama aku karena aku udah bikin ayah pergi untuk selamanya..
tapi aku juga enggak mau itu semua terjadi..
Andai aku mampu menghentikan waktu dan memundurkannya maka tidak akan pernah aku lakukan hal itu..
Kak aku sangat senang saat dulu kak kembali menyayangiku namun itu hanya sesaat..
Aku senang bukan berarti aku senang kakak hilang ingatan namun aku hanya
berharap saat semua ingatan kakak mengingat kembali, kakak tetap
menyayangiku namun semua itu berbeda dengan apa yang aku harapkan..
Walau pun kakak benci sama aku tapi aku akan tetap sayang sama kakak..
Seberapapun rasa benci kakak sama aku tapi aku tidak pernah mau kehilangan kakak..
Sekali lagi aku mohon maaf kan aku kak..
Aku sayang kakak..
Fivi..
Seketika itu air matakupun menetes, sungguh aku sangat menyesal telah
membenci dia. Aku membencinya tapi dia malah menyayangiku, rasa benciku
sangat tinggi hingga aku ingin dia pergi dari kehidupanku tapi dia
malah tidak ingin kehilangan aku.
Tiba-tiba dokter yang menangani Fivi keluar dari ruang UGD, aku pun langsung menghampirinya dan menannyakan keadaan Fivi.
“Dok.. bagai mana keadaan adik saya..?”
Dokter menarik nafas lalu menjawab “Hhh… dia tidak tertolong lagi karena
benturan di kepalanya sangat keras hingga merusak sistem kerja otaknya
lalu darah yang menggalir tidak berhenti sampai dia benar-benar
kehabisan darah, dan sepertinya dadanya tepat di paru-paru sempat
terbentur sangat keras hingga dia tidak dapat menghirup oksigen” jelas
dokter itu.
“Dia sudah tidak terselamatkan..?” tanyaku lirih dengan suara yang melemas.
“ya, kalau begitu saya permisi” kata dokter itu.
Perih, itu yang aku rasakan saat ini. Tetesan air mata ku mengalir
semakin deras. Saat itu Denies dan yang lainnya datang, lalu menanyakan
keadaan Fivi.
“Bagaimana dengan keadaan Fivi? Apa dia baik-baik saja..?” tanya Denies.
“Tidak.. dia sudah pergi, sungguh aku menyesal telah membencinya. Aku benar-benar kakak yang bodoh, kakak yang jahat” kata ku.
“kau sabar saja! semua itu adalah takdir, kau bukan kakak yang jahat
karena kau adalah kebanggaan Fivi” kata salah satu crew yang mencoba
menenangkanku.
“Benar kata dia, Fivi pernah bilang kepadaku, bahwa dia sangat bangga
dengan keberhasilanmu sekarang, jadi kau harus bikin dia lebih bangga
lagi kepadamu walaupun dia sudah tiada tapi dia bisa melihatmu di alam
sana” kata Denies.
“Ya, kau benar. Aku harus membuat dia lebih bangga lagi kepadaku, aku tidak mau mengecewakannya” semangatku.
Ibu sudah tau semua, bahkan dia sudah tau bahwa aku yang menabrak
Fivi dan ibu bisa memaafkanku karena baginya itu semua adalah takdir
yang harus dijalani. Konserku pun di undur karena kejadian ini. Hari ini
adalah pemakaman Fivi, sungguh aku sangat rapuh sekarang, aku sedih dan
menyesal telah melakukan semua ini. Tapi aku harus tetap semangat untuk
menjalaninya. Setiap hari aku selalu membuka kotak musik yang diberikan
oleh Fivi walaupun dia tidak memberinya secara langsung, setiap aku
membukanya aku selalu mendapatkan semangat baru dalam hidupku..
Fivi, kakak janji kakak akan membahagiakan kamu, ayah dan ibu
walaupun kamu, dan ayah sudah tiada. Dan kakak mohon maafkan kakak
karena kakak sudah membencimu, sekarang kakak sadar bahwa kepergian ayah
bukan salah mu namu kepergian ayah adalah sebuah takdir. Fivi, lihatlah
kakak sekarang kakak bahagia kamu sudah bertemu dengan ayah di sana
walaupun kakak masih merasa kehilangan. Semoga kamu bahagia disana.
Kakak akan selalu menyayangimu walaupun kakak sempat membencimu. Selamat
jalan adikku.
http://cerpenmu.com/cerpen-keluarga/im-sorry.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar