Aku manusia biasa yang bersekolah di salah satu SMA Negeri Di Bandar
Lampung. Aku tidaklah se*si tapi aku bersyukur dengan keadaanku sekarang
ini. Aku juga tidaklah pintar tetapi aku berusaha untuk selalu belajar.
Aku memiliki sahabat yang amat setia menemani ku di kala suka maupun
duka sahabatku itu bernama Lina.Kami bersahabat dari duduk di bangku
sekolah dasar sampai sekarang ini. Setelah aku duduk di bangku sekolah
menengah atas aku mendapat begitu banyak sahabat salah satunya Dita dan
Cahaya. Tidak hanya mereka yang menjadi sahabatku tetapi juga Tama. Ia
orang yang humoris, ia juga juara kelas dan ia juga ramah pada setiap
orang.
Aku bersahabat dengannya dari mos awal masuk sekolah sma. Kesan
pertamaku denganya, ia orangnya lucu dan misterius. Kemisteriusannya itu
ia sembunyikan di balik kacamatanya.
Waktu terus bergulir dan hari terus berganti. Awalnya aku hanya sekedar
teman biasa yang memiliki rasa
ingin tahu dengan sifatnya. Semua itu
bermula dari tujuh bulan yang lalu tepatnya bulan November. Kami sering
bercerita lewat pesan singkat, banyak cerita duka dan suka yang aku
ceritakan denganya. Banyak pertanyaan yang ku ajukan untuknya. Dari
kesukaanya hingga alasan ia melepas kaca matanya ketika ia berada di
luar kelas dan di rumah. Bahkan dia memberiku begitu banyak nasehat “
jangan merubah diri kamu hanya karena hal yang tidak penting”.
Sayangnya ke dekatan dan persahabatian kami di warnai gosip dan
desas-desus yang menyatakan aku menyukainya, padahal di antara aku dan
dia hanyalah ada sebuah tali persahabatan. Desas desus itu heboh di
kalasnya. Puluhan pesan singkatku tak mendapat tanggapan darinya.
Parahnya lagi tiap kami tidak sengaja bertemu tak ada sedikt senyum di
wajahnya dan tak ada sedikit pun kata terucap di bibir manisnya itu.
Yang ada hanyalah tatapan mata yang kosong namun indah.
Tuhan aku binggung dengan apa yang harus ku perbuat. Jujur aku sedih
jika selamanya aku dan dia harus begini. hatiku sakit bagaikan di tusuk
seribu jarum. Aku mohon kepada MU jangan ambil sahabatku. Engkau dapat
mengambil semua yang ku miliki tapi jangan kau ambil sahabatku. Karena
sahabat menurutku amatlah berarti dalam hidup ini.
Jika aku boleh meminta pada MU. kembalikanlah sahabatku seperti dikala
pertama kali aku mengenalnya. Aku hanya ingin jika aku kelak bertemu
dengannya aku dapat melihat senyuman manisnya dan mendengar kata sapaan
dari bibirnya yang merah. entah kapan semua itu terjadi yang jelas aku
akan selalu menjadikan ia sahabat terbaikku. aku yakin itu semua akan
terjadi..
Jarum jam terus berputar begitu pula harapan ku yang semakin lama luntur
karena prilakunya. aku menyadari mungkin itu semua terjadi karena
kesalahanku juga. Yang pada suatu ketika menulis kalimat permohonan maaf
dan kata-kata bahwa aku tidak mau memutus tali silaturami di frendster
ku. ia berkata melalui temannya bahwa aku membuat steres dirinya. bahkan
di luar dugaan ku, ia berkata untuk tidak saling menggangu biar
sama-sama enak. padahal di hati kecilku aku hanya ingin menyambung tali
silaturami dengannya. aku sedih dengan perkataannya itu, yang membuat
aku sedih kenapa pertemanan yang diawali dengan baik harus di akhiri
seperti ini.
Satu tahun berlalu dari kejadian itu. kini aku telah duduk di kelas dua
sma tidak sekelas dengannya. di antara kami sampai saat ini hanya ada
kebisuan dan kepura-puraan. Aku mulai dari kejadian kemarin hanya bisa
berpura untuk tidak mengenalnya. sebenarnya tidak seorang pun mengetahui
sejak satu tahun yang lalu aku mengidap penyakit kanker otak stadium
terakhir. kata dokter aku hanya bias bertahan hidup 2 bulan saja. aku
hanya berpura sehat di hadapan semua orang termaksud dia. karena aku
tidak mau mereka semua bersikap baik dengan ku akibat belas kasihan.
Waktu hidupku semakin sempit akibat penyakit kanker yang ku derita.
Sampai pada suatu ketika rambut panjang ku berlahan – lahan habis dan
aku harus menjalankan berbagai macam terapi dari dokter. Karena perasaan
malu dengan keadaan ku. aku memutuskan untuk tidak masuk sekolah. Dan
meminta tolong ke pihak sekolah dan guru untuk menyembunyikan alasan ku
tidak masuk sekolah karena sakit. Suatu ketika 2 hari menjelang ulang
tahun tama. aku sengaja pergi ke salah satu supermarket untuk mencari
kado ultah buatnya padahal saat itu aku dilarang untuk berjalan dan
melepaskan impus. Tapi dengan usaha kerasku merayu mama akhirnya aku
diperbolehkan untuk pergi tetapi harus bersama maya adikku. Akhirnya
setelah beberapa jam kami menemukan hadiah yang cocok buat tama
sahabatku yaitu sebuah jaket berwarna biru tua.
Saat kami pulang ditengah jalan menuju rumah. kami bertemu dengan tama
di luar dugaanku disaat bersamaan aku kehilangan kesadaran. aku baru
sadar dari pingsanku ketika di rumah sakit. aku melihat di sekitar
tempat tidurku ada keluarga ku tercinta yang sedang menangis dan yang
membuat aku terkejut di kamar itu ada tama yang membawa seikat mawar
merah. tiba tama menghampiriku dan ia berkata sambil tersenyum “ini
bunga untuk mu. semoga kau cepat sembuh dan maaf selama ini aku
membuatmu sedih dan kecewa. kamu maukan memaafkan aku dan bersahabat
lagi denganku?” aku hanya bisa berkata dengan terbata-bata “aku maaffin
kamu kok, aku juga minta maaf dan selamat ulang tahun ya sahabatku”.
Akhirnya malaikat pencabut nyawa pun datang menghampiriku dan aku pun
mengakhiri hidup dengan tersenyum. karena di akhir hidupku
sahabat-sahabatku ada di dekatku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar